HARIANANDALASPOST.ID_Jaringan Tani Merdeka Provinsi Lampung (JTM) mendesak pemerintah daerah di Lampung mengambil langkah taktis dan teknis terkait tetap jebloknya harga gabah ditingkat petani. Pasalnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras mulai 3 April 2024 hingga 30 Juni 2024, prakteknya bertolak belakang. Harga beli gabah mlorot tajam, petani terjungkal masuk lubang hutang.
*Melalui release ke media nasional dan daerah,kami harapkan petani satukan pikiran dan gerakan desak pemerintah pusat dan daerah serta Bulog membeli harga gabah petani diatas HPP. Kami serukan, kelompok tani, jaringan tani rame rame jual gabah diatas HPP, tuntut segera Bulog, pemda beli gabah petani,*kata Singgih Andaluciano, Presidium DPP Jaringan Tani Merdeka, melalui siaran pers nya, kemarin.
Lanjut Singgih, Dana terparkir pemerintah untuk ketahanan pangan ngebludak, juga kenaikan harga gabah berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia No. 167/2024 Tentang Fleksibilitas Harga Pembelian Gabah dan Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah.
Disisi lain, harga gabah di tingkat petani wilayah Kabupaten Tulangbawang, Lampung terus merosot. Kondisi tersebut membuat para petani di Kabupaten Tulangbawang mengeluh lantaran biaya produksi tak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan. "Kami para petani tentunya mengeluh dengan kondisi seperti ini, memasuki musim panen harga padi malah turun," ujar Hendri Kurniawan, petani di Desa Duta Yoso Mulyo, Kecamatan Rawa Pitu, Selasa (23/4/2024) .
Menurutnya, turunnya harga jual gabah di tingkat petani itu sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Padahal, semula harga gabah diangka Rp 6.300 per kilogram. Kini harga jual gabah ditingkat petani wilayah Tulangbawang hanya Rp 4.700 per kilogram.
Petani di Desa Braja Emas, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) akan merayakan panen padi secara masal (panen raya). Namun sejumlah petani disana merasa was was dengan anjloknya harga gabah, sebab jika nanti waktu panen terjadi harga gabah di bawah Rp5.000 per kilogram (Kg) maka petani diambang kerugian.
Beberapa petani terlihat berdiskusi di pinggir sawah, mereka membahas atau saling tukar informasi soal harga gabah, mereka begitu was was mendengar informasi harga gabah dari sawah di harga 4.500 per Kg. "Kalau sekarang harga sudah 4.500 per Kg, jangan-jangan nanti pas tempat kita panen harga turun lagi, bisa bisa tidak balik modal kita," ucap seorang pria bernama Sangat kepada rekannya saat ngobrol di pinggir sawah untuk melihat tanaman padi.
Saat diwawancarai Sangat mengatakan, jika benar harga gabah dari sawah nantinya masih tembus di bawah Rp5.000 per kg petani akan rugi, setidaknya harga gabah minimal Rp5.500 per kg maka petani akan dapat untung.
Sangat merincikan biaya operasional dari penggarapan lahan hingga biaya perawatan tanaman padi untuk lahan sagu hektare bisa tembus Rp13.200.000. semangat hasil produksi untuk satu hektare rata rata 5.200 Kg.Jika harga gabah Rp4.500 per Kg maka dalam satu hekate estimasi mendapat uang Rp23.400.000, dipotong biaya masa tanam dan pengolahan tersebut sisa Rp10.200.000. "Kalau dihitung harian petani hanya memiliki pendapatan Rp102.000 per hari. Bayangkan tidak ada pekerjaan lain, itu belum dihitung tenaga sendiri," kata Sangat.(tagar)