METRO - Doktor.H.Andi Surya menunjukkan empati tinggi dan perhatian penuh terhadap petani Kota Metro. Hal ini terkait cita-cita Ketua Kelompok Tani di Metro Timur berinisial So dan Ketua Kelompok Tani di Metro Utara ketika Doktor.H.Andi Surya menjadi Walikota Kota Metro Periode 2020-2025 memberikan solusi teknis masalah-masalah pertanian. Demikian diungkapkan Gapoktan Metro Utara dan Gapoktan Metro Timur,saat ditemui jurnalis di dua lokasi terpisah, Jumat 6 September 2019.
Analisis bahwa panjangnya rantai distribusi dari petani hingga konsumen menjadi biang persoalan yang selama ini belum terselesaikan menjadi benar adanya, ditambah lagi indikasi bermainnya kartel-kartel dalam perniagaan komoditas pertanian.
"Untuk itu, saya sangat mendukung misi Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Metro Meningkatkan kesejahteraan rakyat berbasis ekonomi kerakyatan melalui sektor perdagangan, jasa, pertanian, dan pariwisata,"tutur DR.H.Andi Surya, Jumat 6 September 2019, melalui sambungan teknologi digital kepada jurnalis.
Misi ini adalah upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Metro berbasis potensi lokal dimana sektor perdagangan, jasa, pertanian dan pariwisata menjadi domain ekonomi lokal masyarakat saat ini. Masyarakat akan ditempatkan dalam sebuah sistem perekonomian yang pelaksana kegiatan, pengawasan dan hasil kegiatan ekonomi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Investasi akan terus dipicu dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal Kota Metro. Keterbatasan sumberdaya alam akan disiasati melalui industri kreatif dengan manajemen yang lebih profesional dari hulu sampai hilir.
Sektor pertanian masih menjadi agenda prioritas dengan pertimbangan tingkat kesuburan lahan, produktivitas serta sumberdaya pertanian yang unggul dan produktif. Untuk Kota Metro, sekitar 1.568 hektare sawah di Kota Metro masuk sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) atau sawah yang tidak boleh dialihfungsikan sesuai Perda Kota Metro No 21 Tahun 2016 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Sementara, lahan sawah di Metro mencapai 2.984 hektare, empat hekatare sudah beralih fungsi menjadi permukiman, sehingga tinggal 2.980 hektare yang bisa ditanami dengan produktivitas 5,6 ton per hektare.
Di zaman yang serba online ini masih bisakah kita mengandalkan kondisi yang ada dalam niaga komoditas pertanian saat ini? Era digitalisasi telah muncul sebagai solusi permasalahan antara produsen dan konsumen. Konsep onlinenisasi dapat memberikan pengaruh positif yang signifikan bila diarahkan untuk penguatan dan pemberdayaan Petani sebagai produsen komoditas pertanian, dengan skema bisnis 'shared economy' (ekonomi berbagi). Keterbatasan sektor pertanian, seperti lahan, pelaku usaha, dan dominasi pelaku usaha besar, bisa diterobos dengan menggandeng pelaku bisnisstartupuntuk mendukung sector pertanian.
Keberhasilan model bisnis digital di Indonesia menjadi bukti nyata dalam meningkatkan perekonomian bangsa melalui kisah sukses Tokopedia, Bukalapak, OLX, Traveloka, Go-Jek, Grab dan berbagai macam startup yang dinilai telah berhasil mengimplementasikan model bisnis yang mampu memberikan peluang bisnis sekaligus lapangan pekerjaan.
Onlineisasi perdagangan komoditas pertanian diarahkan untuk mengatasi permasalahan yang ada, pertama pendataan petani dan kepemilikan lahan yang akan berpengaruh pada efektivitas pemberian pupuk bersubsidi, kedua, pada transfer teknologi dan inovasi budidaya pertanian sehingga produktivitas komoditas pertanian akan memenuhi kebutuhan, ketiga, kepastian pemasaran akan memutus matarantai niaga pertanian sehingga petani dan konsumen sama-sama menikmati keuntungan.
"Agar upaya penerapan Revolusi Industri 4.0 pada sektor pertanian di Indonesia berjalan dengan optimal, maka setiap komponen usaha baik pemerintah, pelaku usaha, maupun komponen masyarakat lainnya harus saling bersinergi satu sama lain. Sejumlah langkah strategis yang mesti segera dilakukan, diantaranya. Pertama, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Kurikulum pendidikan dan pelatihan di semua level pendidikan pertanian (SMK-Perguruan Tinggi) maupun pusat pendidikan dan pelatihan pertanian perlu dirombak dengan lebih menekankan pada penerapan teknologi,"pungkas Doktor.H.Andi Surya memberikan perpekspektif masa depan petani Kota Metro yang diwakili cita-cita Ketua Kelompok Tani di Metro Timur berinisial So (55) dan Ketua Kelompok Tani di Metro Utara ketika Doktor.H.Andi Surya menjadi Walikota Kota Metro Periode 2020-2025, mendatang (*)