BANDARLAMPUNG (Andpost) - Komite Pengusaha UMKM Provinsi Lampung mendesak Pemerintahan Jokowi menciptakan dampak Beroperasinya jalan tol trans-Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggi Besar dirasakan dampaknya pelaku usaha di sepanjang jalan lintas Sumatera (Jalinsum) maupun jalan lintas timur (Jalinpantim) Kabupaten Lampung Selatan.
Komite Pengusaha UMKM Provinsi Lampung menuturkan berdasarkan PP No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol disebutkan pembangunan jalan tol ditujukan untuk meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
"Kami berharap Pemerintahan Jokowi dan Provinsi Lampung segera cipta kondisi supaya amanah undang-undang dapat diwujudkan,"kata Singgih Andaluciano, Rabu (3/4) kepada redaksi
Ia juga menuturkan cipta kondisi harus memberikan manfaat adanya jalan tol, yaitu Pembangunan jalan tol akan berpengaruh pada perkembangan wilayah & peningkatan ekonomi.
"Meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang. Pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya operasi kendaraan (BOK) dan waktu dibanding apabila melewati jalan non tol. Badan Usaha mendapatkan pengembalian investasi melalui pendapatan tol yang tergantung pada kepastian tarif tol,"ujar Singgih Andaluciano
Diketahui, Pelaku usaha terutama rumah makan dan usaha mikro lainnya mengaku paska diresmikannya tol Baterpang oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 8 Maret 2019 itu, omzet mereka turun dratis.
“Ketakutan kami menjadi kenyataan. Paska beroperasinya tol Baterpang, omzet kami turun hingga 75 persen. Tidak ada satupun pelanggan kami yang rata-rata sopir truk yang lewat di jalan lintas timur lagi. Semuanya lewat tol," kata Handoko, pemilik rumah makan Simpanglima di Jalinpantim, Desa Ketapang, Lampung Selatan, kemarin sore.
Hal senada diungkapkan Arifin, pelaku usaha yang bergerak di bidang finansial. Pemilik usaha ATM Mini link BRI itu mengaku biasanya dalam sepekan uang tunai sebesar Rp15 - 17 juta ludes ditarik oleh para sopir angkutan barang yang singgah di rumah makan yang tidak jauh dari tempatnya usaha.
Namun sejak beroperasinya tol Baterpang, usahanya yang melayani penarikan uang tunai tersebut anjlok. “Paling paling hanya keluar uang tunai Rp1 sampai Rp1,5 juta setiap pekan. Sekarang sepi. Sebab biasanya yang narik uang tunai para sopir truk lintas Jawa - Sumatera,” katanya.
Pantuan jurnalis di ruas jalinsum Bakauheni sampai Kalianda juga terjadi hal serupa. Arus lalu lintas kendaraan yang melalui Jalinsum dari Bakauheni dan sebaliknya terlihat mengalami penurunan.