WAYKANAN (Andpost) - Kepiawaian Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo dalam meyakinkan Pemerintah Pusat terkait Penerbangan Umum Bandara Gatot Subroto akhirnya membuahkan hasil. Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa telah berkenan memberikan izin penggunaan bandara gatot subroto sebagai bandara penerbangan umum.
Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo mengatakan, atas berkenan Presiden RI , Menteri Perhubungan meresmikan pemanfaatan Gatot Subroto menjadi bandara sipil di Kabupaten Way Kanan.
"Ada bandara yang seringkali dilihat aktivitasnya, tetapi hari ini ditandai bahwa perkenan KASAD, menjadikan bandar udara banyak pemanfaatannya bagi masyarakat," kata Gubernur.
Ridho mengucapkan terimaksih kepada KASAD Jendral TNI Andika Perkasa yang selama ini proaktif untuk menjadikan bandara tersebut menjadi bandara sipil.
Dampaknya dapat dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat.
Kepada menteri perhubungan juga yang mendukung bandara ini sebagai bandara sipil untuk memajukan daerah Lampung dan Palembang.
Harapannya dengan keberadaan bandara sipil, dapat memudahkan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam bidang transportasi udara.
Selain itu meresmikan bandara Raden inten menjadi bandara internasional.
Ketimpangan provinsi Lampung terasa antara Bagian Timur dan Barat.
Untuk hindari itu, maka hari ini dilakukan peresmian bandara, menarik wisata asing yang akan mengunjungi provinsi Lampung.
Targetnya, provisi Lampung dapat bersaing dalam sektor pariwisata dari Lombok, Bali.
“Mudah-mudahan provinsi Lampung bertambah maju,” ujarnya.
Bandara Gatot Subroto di Way Kanan diresmikan Menteri Perhubungan Budi karya Sumadi, Sabtu (6/4/2019).
Peresmian dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Andika Perkasa, Gubernur Lampung M. RidhoAnggota DPR Marwan Cik Asan.
Sang tuan rumah Bupati Way Kanan Raden Adipati Surya juga hadiri didampingi unsur muspida.
Rombongan menteri dan KASAD naik pesawat Citilink, jenis ATR 72 dari Halim perdana Kusuma dan tiba di Bandara Gatot Subroto Way Kanan sekitar pukul 10.00 WIB.
Bandara Gatot Subroto memiliki run way sepanjang 2.100 meter.
Maskapai yang akan beroperasi di bandara tersebut Citilink.
Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan penerbangan komersial yang pertama, dua kali seminggu akan dievaluasi setiap hari.
Menurutnya baru ada bandara yang belum lengkap, tetapi penerbangan komersial sudah dilakukan.
Dirinya melihat daerah sekitar Bandara Gatot Subroto maju karena perkembangan agrikultur.
OKU dan Way Kanan juga daerah agrikultur. Banyak air terjun, sebagai tempat wisata sekaligus sebagai penghasil terbesar perkebunan di kabupaten Waykanan.
"Pariwisata dapat menjadi salah satu faktor pengembangan daerah.," ujarnya.
Saat ini luas Bandara Gatot Subroto dengan luas 300 meter persegi, revitalisasi penataan ulang interior, ruang tunggu terminal untuk 80 penumpang.
Menhub juga akan mendorong agar landas pacu Bandara Gatot Subroto di perpanjang menjadi 2.400 meter.
“Mudah-mudahan tahun depan landasan pacu bisa diperpanjang agar pesawat Boeing 737 dapat mendarat di bandara gatot Subroto,” harapnya.
Selain itu pihaknya juga akan mengupayakan bandara Taufik Kiemas di Lampung Barat dapat diresmikan secepatnya.
Kemudian akan menambah panjang landasan menjadi 2.000 meter, agar dapat menjadi bandara komersial juga.
“Bandara Raden inten juga menjadi embarkasi haji,” harapnya.
Untuk maskapai yang sudah masuk dalam daftar, yakni Citilink dan Lion Air. Jadwal penerbangan dijadwalkan dua kali dalam seminggu, Selasa dan Kamis.
“Untuk tiket harganya yang pasti terjangkau,” kata Menteri.
Namun Menteri Budi belum menyebutkan harga tiket dengan tujuan Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta - Bandara Gatot Subroto Waykanan, maupun menuju Bandara Sultan Mahmud Badarudin 2, Palembang.
Sementara, KASAD Jenderal Andika Perkasa mengatakan, dengan dikomersilkannya Bandar Udara Gatot Subroto merupakan solusi yang sangat baik.
Dimana, ada pembangunan fasilitas untuk bandara, seperti ruang tunggu. Masyarakat, pemerintah dapat memanfaatkan untuk transportasi udara. (Adv/Rls)
Jurnalis ; Hanafi
Jurnalis ; Hanafi