Ir.Ofrial, Kabid Perdagangan Dalam Negeri, Disdag Pemprov Lampung |
Bandarlampung (Andpost) -Dinas Perdagangan Lampung memberi respons soal naiknya harga komoditas, terutama bawang putih, di sejumlah pasar tradisional.
Kepala Bidang Perdangan Dalam Negeri, Ir.Ofrial mendampingi Kepala Disdag Lampung Satria Alam menjelaskan, kondisi kenaikan harga komoditas bawang putih terjadi secara nasional. Ia memastikan tidak ada masalah terkait stok.
“Yang jadi masalah adalah, bawang putih yang impor, harganya naik jadi Rp 43 ribu per kilogram. Ini terjadi secara nasional. Beberapa provinsi (pemprov) sudah membicarakan ini,” katanya, Senin (22/4/2019).
Ir.Ofrial mengungkapkan, sudah ada kebijakan dari Kementerian Perdagangan dengan menunjuk perusahaan, PT Setia Pesona Indo Agro, untuk menyediakan stok bawang putih.
“Mulai kemarin (Kamis, 18/4/2019) sore, mendrop. Lampung dapat kuota 30 ton secara bertahap," ujarnya.
Setelah kiriman stok bawang putih tiba, pihaknya akan mendistribusikan ke pasar-pasar di Bandar Lampung. Mulai dari Pasar Pasir Gintung, Smep, Tamin, Panjang, hingga Kangkung.
"Karena, ini adalah pasar-pasar yang berada dalam pantauan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) dan BPS (Badan Pusat Statistik),” jelas Ir.Ofrial
Adapun daerah di luar Bandar Lampung, menurut Ir.Ofrial, biasanya akan mengambil stok dari Bandar Lampung apabila terjadi kondisi harga serupa.
Lebih dari itu, Ir Ofrial berharap kebijakan pemerintah pusat tidak hanya soal kuota stok, tetapi juga harga.
“Harga distributor Rp 20 ribu per kg dengan syarat, pedagang menjual tidak boleh lebih dari Rp 30 ribu per kg. Kami harap, dengan kebijakan ini, kecenderungan harga naik bisa terkendali. Seandainya stok 30 ton masih kurang, akan ada tambahan,” ujar Ir Ofrial
Keluhkan Harga Naik
Konsumen yang mayoritas ibu-ibu di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung mengeluhkan naiknya harga komoditas bawang dan cabai.
Maisaroh misalnya. Ia menyesalkan naiknya harga bawang dan cabai yang menjadi kebutuhan memasak sehari-hari.
"Apalagi bawang sama cabai, jadi mahal banget harganya," kata Maisaroh, senin (22/4/2019)
Maisroh juga mempertanyakan kenapa menjelang bulan puasa setiap tahun harga komoditas mengalami kenaikan.
"Sudah kebiasaan. Setiap menjelang puasa, harga sembako mesti naik. Padahal, banyak banget keperluan. Kan bawang ini bahan penting buat masak," ujarnya.
Senada, Yanto yang berbelanja di Pasar Tani Kemiling, mengeluhkan naiknya harga komoditas seperti bawang dan cabai.
"Wah gimana ini, kok udah naik aja harga? Apalagi bawang sama cabai, kebutuhan pokok untuk masak," katanya.
"Padahal kan puasa belum dekat-dekat amat waktunya. Kok harga bumbu-bumbu dapur udah naik aja?," keluhnya.
Yanto berharap pemerintah turun tangan menangani persoalan kenaikan harga komoditas