BANDARLAMPUNG (ANDPOST) - PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung merilis bahwa PLTA Way Besai dengan terpaksa di non aktifkan sementara.
Penyebabnya, dampak dari longsor yang terjadi di lingkungan pembangkit yang mengakibatkan sampah-sampah hanyut mengakibatkan air di bendungan Way Besai menjadi keruh.
Hal tersebut disampaikan Junarwin, PLT Manager Komunikasi PT PLN (Persero) UID Lampung, Jumat (22/2/2019).
"Kondisi pembangkit tersebut mengakibatkan daya mampu listrik di Lampung saat ini menjadi sebesar 918 MW," terangnya.
Sedangkan kondisi beban puncak untuk wilayah Provinsi Lampung sebesar 978 MW
Dengan demikian kondisi kelistrikan Lampung saat ini tengah mengalami defisit daya sebesar 60 MW.
Adapun upaya recovery yang dilakukan oleh PLN yakni PLN saat ini sedang melaksanakan percepatan pembersihan sampah-sampah di waduk.
Baik di saluran masuk dan keluarnya air di PLTA Way Besai serta proses pengerukan sedimentasi.
"Pelaksanaan upaya tersebut diperkirakan akan selesai dalam waktu 7 hari kedepan," ungkap Junarwin dalam siaran pers PLN.
Ia menjelaskan bahwa dalam kurun waktu belakangan ini curah hujan di wilayah Provinsi Lampung cukup tinggi.
Hingga mengakibatkan beberapa titik di wilayah Lampung mengalami banjir.
"Hal serupa juga terjadi di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Besai yang berada di Lampung Barat.
Akibat tingginya curah hujan di wilayah tersebut, mengakibatkan terjadinya longsor di daerah hulu PLTA Way Besai," paparnya.
Longsornya lahan di daerah tersebut mengakibatkan sampah-sampah yang ada di lahan tersebut hanyut ke bendungan air PLTA Way Besai.
Sampah-sampah yang hanyut tersebut mengakibatkan air di bendungan Way Besai menjadi keruh.
"Sehingga dengan kondisi air yang keruh dan bercampur sampah-sampah tersebut tidak direkomendasikan untuk mengoperasikan turbin di PLTA Way Besai," ujarnya.
Penyebabnya, dampak dari longsor yang terjadi di lingkungan pembangkit yang mengakibatkan sampah-sampah hanyut mengakibatkan air di bendungan Way Besai menjadi keruh.
Hal tersebut disampaikan Junarwin, PLT Manager Komunikasi PT PLN (Persero) UID Lampung, Jumat (22/2/2019).
"Kondisi pembangkit tersebut mengakibatkan daya mampu listrik di Lampung saat ini menjadi sebesar 918 MW," terangnya.
Sedangkan kondisi beban puncak untuk wilayah Provinsi Lampung sebesar 978 MW
Dengan demikian kondisi kelistrikan Lampung saat ini tengah mengalami defisit daya sebesar 60 MW.
Adapun upaya recovery yang dilakukan oleh PLN yakni PLN saat ini sedang melaksanakan percepatan pembersihan sampah-sampah di waduk.
Baik di saluran masuk dan keluarnya air di PLTA Way Besai serta proses pengerukan sedimentasi.
"Pelaksanaan upaya tersebut diperkirakan akan selesai dalam waktu 7 hari kedepan," ungkap Junarwin dalam siaran pers PLN.
Ia menjelaskan bahwa dalam kurun waktu belakangan ini curah hujan di wilayah Provinsi Lampung cukup tinggi.
Hingga mengakibatkan beberapa titik di wilayah Lampung mengalami banjir.
"Hal serupa juga terjadi di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Besai yang berada di Lampung Barat.
Akibat tingginya curah hujan di wilayah tersebut, mengakibatkan terjadinya longsor di daerah hulu PLTA Way Besai," paparnya.
Longsornya lahan di daerah tersebut mengakibatkan sampah-sampah yang ada di lahan tersebut hanyut ke bendungan air PLTA Way Besai.
Sampah-sampah yang hanyut tersebut mengakibatkan air di bendungan Way Besai menjadi keruh.
"Sehingga dengan kondisi air yang keruh dan bercampur sampah-sampah tersebut tidak direkomendasikan untuk mengoperasikan turbin di PLTA Way Besai," ujarnya.