Harianandalaspost.com _ Jabatan strategis Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN membuat Bang Zul--sapaannya--berpeluang menjadi menjadi Ketua MPR. Apalagi, partai besar itu memiliki kedekatan dengan ormas Islam Muhammadiyah yang memiliki anggota hingga 35 juta orang.
Lahir dari keluarga petani sederhana tak membuat Zulkifli rapuh. Sebelum masuk ke dunia politik, ia lebih dulu sukses sebagai pengusaha dengan memimpin sejumlah perusahaan.
Di sisi lain, Ketua MPR ini memiliki rekam jejak di dunia politik yang mumpuni. Sejak belasan tahun yang lalu, ia sudah berkecimpung di dunia politik dengan menjadi anggota DPR hingga dipercaya menjadi Menteri Kehutanan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Saat bersilaturahmi dengan masyarakat Desa Saba Balau, Lampung Selatan, Zulkifli Hasan menekankan kembali anak seorang buruh tani atau petani jangan sampai anaknya menjadi buruh tani
"Kalau bisa anaknya menjadi polisi,TNI, dokter,"katanya beberapa waktu lalu.
Bagaimana caranya untuk mencapai itu ?
"Ya, diajarkan mengaji sejak usia 7 tahun dan laksanakan sholat subuh sampai dia dewasa hingga menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa," ujarnya.
Bang Zul berharap kepada para buruh dan petani selalu bekerja keras untuk mendidik anak tersebut menjadi anak yang tangguh dalam arti kata berguna bagi nusa dan bangsa.
Pada kesempatan sama, Arif Gunadi selaku ketua panitia sekaligus relawan Zulkifli Hasan berharap Bang Zul untuk memperhatikan desanya tersebut yaitu Desa Saba Balau.
"Ya dalam arti kata memajukan atau memperbaiki jalan saba balau ini," kata Dia.
Salah seorang tokoh masyarakat dari Desa Saba Balau, Fujianto sangat tersanjung dengan kedatangan ketua MPR yang sekaligus Ketua Partai Amanat Nasional (PAN).tsb.)
"Karena beliau adalah tokoh dari Lampung, kami ingin beliau lebih memperhatikan daerahnya, khususnya pembangunan ekonomi di Saba Balau," katanya.
Perspektif kehidupan anak harus lebih baik dari orangtua juga ditekankan Ketua MPR Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Pondok Pesantren Ammanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Dalam kesempatan ini, dia menceritakan bahwa ayahnya adalah seorang petani yang biasa menanam padi, cengkih, kopi, dan jenis tanaman lainnya, sehingga sebagai anak petani dirinya terbiasa menggembala kerbau.
"Saya biasa naik kerbau," kata Zulkifli di hadapan para santri, Selasa (17/7/2018).
Menurutnya, ayahnya menyekolahkan dirinya di madrasah ibtidaiyah dan selanjutnya ke pendidikan guru agama. Diceritakannya, saat sekolah, hidupnya penuh dengan kesederhanaan, sekolah berjalan kaki, dan bangunan gedung sekolah yang biasa saja.
"Tak sebagus gedung di pesantren ini," tuturnya.
Dia bercerita, bersekolah penuh dengan perjuangan dan kesederhanaan membuat dirinya menjadi pengusaha sukses, anggota DPR, dan Menteri Kehutanan. "Dan sekarang menjadi Ketua MPR," jelasnya.
Untuk itu, Zulkifli mendorong para santri yang menempuh pendidikan dengan fasilitas lengkap dan gedung yang megah bisa lebih baik dari dirinya.
"Kalian harus bersyukur bisa nyantri di pesantren sebagus ini," ujarnya.
Menurutnya, Ammanatul Ummah memiliki sistem pendidikan yang lengkap, ada 1.000 tenaga pengajar dan pengelola, serta gedung yang lengkap. "Dari sinilah pendidikan Ammanatul Ummah tak kalah dengan sekolah lainnya," paparnya.
Zulkifli berpesan kepada para santri untuk mensyukuri nikmat bersekolah di Ammanatul Ummah. Selain itu, dia berpesan agar para santri belajar sungguh-sungguh.
"Jangan sia-siakan waktu sedikit pun agar kalian lebih hebat," pesannya.
Dia juga berharap anak pesantren tidak minder. Menurut Zulkifli, tidak semua anak Indonesia bisa menikmati sekolah, sehingga para santri harus bahagia dapat bersekolah di Ammanatul Ummah. "Belajar di sini akan menjadi lebih baik," tuturnya.
Lebih lanjut Zulkifli mengatakan penting bagi umat Islam untuk belajar banyak ilmu. Diceritakannya pada zaman dulu, umat Islam mampu mengalahkan peradaban-peradaban besar, termasuk bangsa Romawi di Barat dan bangsa Persia di Timur.
"Mereka dulu disebut superpower, namun umat Islam bisa mengalahkannya," paparnya.
Dia melanjutkan, banyak ilmuwan muslim menerapkan ilmunya dalam kehidupan hingga membuat perubahan peradaban. Menurut Zulkifli, pada masa itu umat Islam adalah masyarakat yang menguasai ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, dan mengikuti perkembangan zaman.
"Karena pada masa itu lahir ilmuwan-ilmuwan dari kalangan umat Islam. Jadi umat Islam, selain pintar agama, juga pintar dalam soal perekonomian," paparnya.
Menurut Zulkifli, sebuah bangsa itu maju bukan ditentukan oleh sumber daya alamnya, melainkan oleh sumber daya manusianya. Karena itu, dirinya berpesan kepada para santri untuk menuntut ilmu agar Indonesia maju.
"Singapura tak memiliki sumber daya alam, namun mereka bisa sejahtera. Itu bisa terjadi karena negara maju tergantung orangnya, kalau yang ngurus negara punya ilmu, negaranya maju dan sejahtera," pungkasnya.
Jurnalis : Rasidin Napi