Pasca Edy Hasuan, Direktur Utama PT Sarana Bumi Nasional (SBN), dilaporkan ke Polresta Bandar Lampung oleh Ketua Asosiasi Angkutan Pengemudi Pelabuhan Panjang (A2P3) Hendri Dunan (34) bernomor : TBL/B-1/165/I/2019/LPG/RESTA BALAM 11 Januari 2019 terkait dugaan penipuan pemberian cek kosong atas biaya ongkos tarikan muatan di Pelabuhan Panjang kepada anggota A2P3 bernama Gito Rolis senilai Rp 270 juta;
Beredar kabar adanya oknum pengurus A2P3 melakukan intimidasi terhadap pengemudi dan pemilik kendaraan agar tidak mengangkut barang yang akan dikerjakan oleh salah satu perusahaan yang ditunjuk PT. SEMEN BATURAJA.
Dari sumber yang didapat media ini, Upaya menghambat pengangkutan barang PT. SEMEN BATURAJA dilatarbelakangi oleh segelintir oknum pengurus A2P3 yang memaksakan kehendak agar pekerjaan Pengangkutan Clingker milik PT. SEMEN BATURAJA dikerjakan oleh pengusaha "jagoannya"
Konfirmasi dari pengemudi pelabuhan Panjang yang juga pengurus A2P3 membenarkan adanya kabar tersebut, pengemudi yang tidak mau disebut namanya, menyayangkan sikap Oknum pengurus A2P3 yang dianggapnya tidak pantas, tidak profesional. Menurutnya siapapun pengusaha yang diberi SPK oleh pemilik barang untuk mengangkut barang di pelabuhan harusnya didukung. Karena kalau terjadi kisruh yang rugi kan kami sebagai pengemudi, bagaimana kami mau dapat uang kalau pengangkutan terhambat. Jangan jadikan A2P3 alat untuk kepentingan segelintir orang. ujarnya.
Sementara itu, sebagian besar pemilik kendaraan menyangkan adanya kabar tersebut. Kami sebagai pemilik kendaraan menginginkan pekerjaan di pelabuhan Panjang berjalan secara aman, tertib dan lancar. Janganlah ada upaya untuk menghambat pengangkutan. Kami sebagai pemilik ke daraan berjalan sesuai dengan aturan saja, siapapun yang diberi SPK pasti kami dukung. Saya perintahkan pengemudi saya untuk mengangkut. Pungkasnya. Harapan saya sebagai pemilik kendaraan aparat keamanan dapat bertindak tegas kepada siapapun yang berupaya menghambat pengangkutan barang di pelabuhan Panjang. Apalagi pelabuhan adalah obyek vital yg harus terjaga keamanannya. Tambahnya.
Pantauan awak media, sebagian besar pengemudi yang tergabung dalam A2P3 tidak mempersoalkan siapa pun pengusaha yg mendapatkan pekerjaan. Selagi pengusaha tersebut memiliki SPK dari pemilik barang, selain itu pembayaran lancar dan ongkos trucking sesuai dengan tarif organda.
"Pendapatan kami dengan ' narik barang' ngapain mogok.. Kami ngak ngerti permainan di atas Mas,... Kami cuma cari makan di pelabuhan," . Ujar salah seorang pengemudi yang ditemui awak media.
