Wakil Direktur Utama Bank Danamon Michellina Laksmi Triwardhany mengatakan, proyeksi penyaluran kredit tersebut di luar kredit mikro. "Analis kami memperkirakan pertumbuhan kredit (perbankan) bejrkisar 8%-10% sama dengan tahun ini. Kami di Danamon juga berharap dapat tumbuh sejalan dengan industri ini. Tentu saja dengan pengurangan kredit mikro. Ke depan kami akan tetap fokus pada sisi efisiensi," ujarnya.
Michellina mengaku pada sembilan bulan pertama 2018, pertumuhan kredit secara konsolidasi di luar segmen mikro tumbuh 10% yoy menjadi Rp 131,12 triliun. Posisi yang sama tahun lalu Rp 119,18 triliun. Sedangkan secara total kredit termasuk segmen mikro tumbuh 6% yoy menjadi Rp 134,33 triliun.
Hingga akhir tahun, Michellina bilang, Bank Danamon masih berharap penyaluran kredit secara konslidasi di luar mikro masih bisa tumbuh 10% yoy.
Namun Michellina tidak merinci proyeksi rasio kredit bermasalah Danamon di 2019. Yang pasti, Danamon akan meningkatkan kualitas aset dengan mengandalkan KPR dan UKM.
Menurut Michelline secara risiko, kedua segmen ini lebih aman. Hingga September 2018, non performing loan (NPL) griss Danamon sebesar 3%. Nilai ini membaik dari posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,3%.
Selain itu, untuk tahun depan, Danamon akan melanjutkan proses penjualan anak usaha PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurnace) kepada Zurich Insurance Group. "Aksi korporasi yang sudah kami umumkan adalah divestasi Adira Insurance. Kami umumkan rencananya tahun ini, sekarang masih proses approval dari semua regulasi. Tahun depan akan terjadi jika persetujuannya keluar (dari regulator)," imbuh Michellina.
Terkait terkat merger dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP), Michellina mengaku Danamon masih akan melakukan evaluasi. Hal ini dilakukan lantaran, aksi akuisisi 73,8% saham Danamon oleh MUFG Bank, Ltd dari pemilik sebelumnya Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. (AFI) yang merupakan anak perusahaan dari Fullerton Financial Holdings Pte. Ltd. (Kontan.co.id)
Michellina mengaku pada sembilan bulan pertama 2018, pertumuhan kredit secara konsolidasi di luar segmen mikro tumbuh 10% yoy menjadi Rp 131,12 triliun. Posisi yang sama tahun lalu Rp 119,18 triliun. Sedangkan secara total kredit termasuk segmen mikro tumbuh 6% yoy menjadi Rp 134,33 triliun.
Hingga akhir tahun, Michellina bilang, Bank Danamon masih berharap penyaluran kredit secara konslidasi di luar mikro masih bisa tumbuh 10% yoy.
Namun Michellina tidak merinci proyeksi rasio kredit bermasalah Danamon di 2019. Yang pasti, Danamon akan meningkatkan kualitas aset dengan mengandalkan KPR dan UKM.
Menurut Michelline secara risiko, kedua segmen ini lebih aman. Hingga September 2018, non performing loan (NPL) griss Danamon sebesar 3%. Nilai ini membaik dari posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,3%.
Selain itu, untuk tahun depan, Danamon akan melanjutkan proses penjualan anak usaha PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurnace) kepada Zurich Insurance Group. "Aksi korporasi yang sudah kami umumkan adalah divestasi Adira Insurance. Kami umumkan rencananya tahun ini, sekarang masih proses approval dari semua regulasi. Tahun depan akan terjadi jika persetujuannya keluar (dari regulator)," imbuh Michellina.
Terkait terkat merger dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP), Michellina mengaku Danamon masih akan melakukan evaluasi. Hal ini dilakukan lantaran, aksi akuisisi 73,8% saham Danamon oleh MUFG Bank, Ltd dari pemilik sebelumnya Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. (AFI) yang merupakan anak perusahaan dari Fullerton Financial Holdings Pte. Ltd. (Kontan.co.id)
0 Post a Comment/Comments:
Posting Komentar