Managing Director PT DRU Unit Lampung, Wardiyono Suwaryo, kepada wartawan saat kunjungan Kementerian Pertahanan (Kemhan) di PT DRU, Lampung, Rabu, mengatakan kapal angkut tank (Landing Ship Tank/LST) kedua akan diserahkan pada April 2018 dan digunakan sebagai kapal angkut tank Marinir.Sementara sisanya, LST ketiga, keempat dan kelima ditargetkan selesai pada akhir 2018.Sebelumnya, TNI Angkatan Laut telah mengoperasikan satu KRI Teluk Bintuni-520 yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan dari galangan kapal dalam negeri di Lampung.KRI Teluk Bintuni-520 yang memiliki spesifikasi panjang 120 meter dengan lebar 18 meter, dan tinggi 7,8 meter itu mampu mengangkut 10 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard 2A4 berbobot 62,5 ton. Selain itu juga dilengkapi dua helipad beserta fasilitas hanggar dan mampu membawa 400 personel. "Satu unit kapal angkut tank (KRI-Teluk Bintuni) sudah diserahkan. Satu unit lagi pada April (2018) sudah diserahkan. Tiga unit kemudian akhir 2018," kata Wardiyono.
Menurut Laksamana Muda (Purn) TNI AL ini, untuk kapal kedua yang akan diserahkan April 2018 sudah selesai 70 persen, sedangkan kapal lainnya yang akan diserahkan pada akhir 2018 sudah mencapai progres sekitar 45 persen.KRI Teluk Bintuni-520 merupakan jenis kapal angkut yang disebut-sebut memiliki ketahanan di laut selama 20 hari dan mampu berlabuh hingga di bibir pantai.PT DRU sejak berdiri pada 1972 telah membangun hampir 400 unit kapal dengan berbagai tipe dan ukuran, baik untuk lembaga pemerintah, BUMN maupun untuk kepentingan swasta nasional. Wardiyono menjelaskan, kapal produksi PT DRU sudah menggunakan 100 persen pelat dari PT Krakatau Steel, namun khusus mesin utama (main engine) dan generator masih impor.
Dalam proses pembuatannya, dikatakan Wardiyono, proses pembuatan dan perakitan kapal juga dikerjakan oleh 100 persen tenaga kerja dalam negeri. Sekitar 1.154 tenaga kerja dilibatkan dalam pembuatan maupun pemeliharaan kapal."Kapal yang dibangun harus melewati 'quality control' yang tidak sembarangan. Tenaga kerja 1.154 orang tidak ada satupun menggunakan tenaga kerja asing. Semuanya anak bangsa," katanya.
Wardiyono yang pernah menjadi Tenaga Pengajar di Lemhannas RI ini menambahkan, cita cita dan harapan dari PT DRU adalah memiliki daya saing tinggi, dipercaya membangun alutsista TNI jenis kombatan, menjadi industri maritim nasional yang profesional dan modern, mendukung program pembangunan pemerintah.
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Totok Sugiharto, menjelaskan, selain BUMN, dalam pemenuhan kebutuhan alutsista pendukung juga melibatkan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)."PT DRU telah mendukung program penguatan alutsista, khususnya armada laut guna mendukung pertahanan maritim di Indonesia. Sudah menghasilkan banyak kapal dengan sebagian besar komponen dalam negeri," katanya.(rls)
0 Post a Comment/Comments:
Posting Komentar