DR.H.ANDI SURYA, Ketua Yayasan Universitas Mitra Lampung Bakal Calon Walikota Kota Metro Periode 2020 - 2025 |
Krisis multidimensi yang terakumulasi dalam krisis perekonomian telah meningkatkan jumlah beban dan menambah persoalan yang harus diemban oleh masyarakat. Meskipun pembangunan terus dilaksanakan, masyarakat secara menyeluruh akhirnya mengalami keterpurukan perekonomian. Kegundahan dan kefrustasian tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi nasional.
Bangsa ini membutuhkan pemimpin berkarakter, baik di tingkat eksekutif, legislatif, dan yudikatif karena pemimpin bangsa pada dasarnya berada di seluruh sektor kekuasaan negara, sehingga tidak hanya terletak pada presiden dan wakil presiden saja.
Bangsa ini membutuhkan pemimpin berkarakter, baik di tingkat eksekutif, legislatif, dan yudikatif karena pemimpin bangsa pada dasarnya berada di seluruh sektor kekuasaan negara, sehingga tidak hanya terletak pada presiden dan wakil presiden saja.
Pemimpin yang berkarakter kuat, cerdas, displin, tegas, terbuka dan jujur adalah impian masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki banyak calon pemimpin yang berkarakter kuat. Hanya saja, kadang kala karakter yang dimilikinya bisa menjadi lenyap ketika dihadapkan pada kehidupan nyata di dunia pemerintahan (eksekutif, legislatif dan yudikatif) bilamana kedudukan dan kekuasaan menjadi tujuan utama.
Pemimpin berkarakter yang diharapkan masuarakat adalah pemimpin yang berani mengambil keputusan demi pembelaan terhadap nasib rakyat. Pemimpin yang memiliki semangat seperti itu yang harus diberi amanah sekaligus dukungan oleh rakyat. Untuk itu dibutuhkan sistem dan budaya politik yang sehat dan partisipatif. Dengan demikian orientasi organ-organ politik seharusnya mengacu pada kepentingan kesejahteraan rakyat sehingga tidak mendistorsi esensi demokrasi yang telah dipilih sebagai prinsip-prinsip penyelenggaraan negara, termasuk dalam memilih pemimpin.
Di masa depan, persoalan kita sudah sangat berbeda, dan untuk menghadapinya dibutuhkan tipe kepemimpinan yang juga berbeda. Cepat atau lambat, masyarakat kita akan semakin kritis dan mulai mengerti hak-haknya. Mereka tidak ingin hanya menjadi obyek yang terus menerus diatur oleh pemimpin mereka. Pemimpin saat ini juga diharapkan mampu membuat inovasi kebijakan yang berani dan berdampak jauh serta mampu menghadapi persoalan ekonomi yang baru, seperti tuntutan pemerataan dan keadilan.
Seorang pemimpin harus berkarakter, punya kredibilitas, menjadi inspirasi keteladanan dan mampu menumbuhkan harapan. Pemimpin berkarakter sudah barang tentu bukan sosok karbitan atau yang hanya mengandalkan pengalaman jabatan, jam terbang politik, dan deretan panjang aktivitas kemasyarakatan, tanpa catatan prestasi yang jelas dalam semua kiprahnya itu. Pemimpin berkarakter adalah pemimpin yang mampu membuat skenario masa depan bagi rakyat dan memperjuangkan skenario itu dengan melakukan perubahan mendasar dalam pemerintahan dan masyarakatnya dengan bertopang pada nilai-nilai masyarakatnya sendiri.
Aktualisasi karakter kepemimpinan yang diharapkan adalah yang mampu mengantarkan anak bangsa dari ketergantungan (dependency) menuju kemerdekaan (independency), selanjutnya menuju kontinum maturasi diri yang komplit ke saling tergantungan (interdependency), memerlukan pembiasaan melalui contoh keteladanan perilaku para pemimpin yang bergerak di eksekutif, yudikatif dan legislatif dalam demokrasi yang kondusif. Habitat yang dapat dijadikan persemaian karakter pemimpin itu antara lain harus dapat menumbuhsuburkan dan mengembangkan perilaku dan sifat-sifat seperti :
- Kesadaran diri sendiri (self awareness) jujur terhadap diri sendiri dan terhadap oranglain, jujur terhadap kekuatan diri, kelemahan dan usaha yang tulus untuk memperbaikinya.
- Dasarnya seseorang pemimpin cenderung memperlakukan orang lain dalam organisasi atas dasar persamaan derajad, tanpa harus menjilat keatas menyikut kesamping dan menindas ke bawah. Diingatkan oleh Deepak Sethi agar pemimpin berempati terhadap bawahannya secara tulus.
- Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
- Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing (lawan politik) atau musuh, dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.
- Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara professional keilmuan dalam jabatannya. Hasil pekerjaanya berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
- Memiliki rasa kehormatan diri (a sense of personal honour and personal dignity) dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya. Tidak seperti saat ini para pemimpin saling lempar ucapan pedas terhadap rekan sejawatnya yang berbeda aliran politiknya.
- Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat “team work“, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.
Ada satu strategi yang dapat dikembangkan untuk mencapai ciri keberlanjutan dari sebuah pembangunan, yaitu memaksimalkan peran pemimpin-pemimpin. Pemimpin dalam konteks ini bukan hanya pemimpin yang berasal dari kalangan birokrasi, politisi maupun kelompok-kelompok swadaya masyarakat, tetapi pemimpin dalam konteks individu yang memiliki kapasitas untuk mengarahkan dan mendorong perubahan paradigma pembangunan. Memaksimalkan peran pemimpin dalam pengelolaan pembangunan ekonomi di Indonesia sangat penting. Mengapa peran pemimpin menjadi sangat penting? Jawabanya dapat dilihat secara jelas apabila kita berefleksi pada sejarah panjang budaya masyarakat Indonesia. Pemimpin adalah tokoh kunci yang dominan dan paling signifikan dalam mengakselerasi perubahan sosial.
Kepemimpinan didasarkan pada otoritas spiritual dan kekuasaan administratif. Oleh para pemimpin, dua hal tersebut dikombinasikan dan saling disesuaikan melalui berbagai cara di dalam upaya mereka mendapatkan kekuasaan. Namun demikian, salah satu faktor tambahan yang penting bagi seseorang yang ingin menjadi pemimpin adalah dukungan dari negara.
Kepemimpinan dalam konteks pembangunan adalah menggunakan karaketer kepemimpinan yang menggunakan pendekatan holistik dan integratif dalam implementasinya. Pembangunan di sini sangat mengutamakan keterkaitan antara manusia dan alam dalam perspektif jangka panjang. Sedangkan hingga saat ini kerangka jangka pendeklah yang mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi.
Apabila kita berbicara tentang pembangunan, maka sebenarnya tantangan utamanya adalah memperbaiki kualitas kehidupan. Sebuah perubahan yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi (economic growth) yang telah dan sedang dilaksanakan oleh negara-negara ketiga, menjadi pembangunan berkelanjutan yang disepakati para pemimpin dunia tersebut adalah paradigma pembangunan berkelanjutan. Sekarang, dengan paradigma pembangunan ekonomi, pembangunan tidak hanya dinilai dengan tingginya PDRB atau pendapatan perkapita, tetapi diukur pula dari kesempatan mendapatkan akses yang sama antara semua pihak dalam mendapatkan sumber daya, pendidikan yang lebih baik, peningkatan kualitas kesehatan, kecukupan nutrisi, kebebasan dalam menyampaikan ekspresi, kebebasan dalam menyalurkan aspirasi politik dan lain sebagainya.
Jadi pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kehidupan yang serba lebih baik, secara materiil maupun spirituil.
Pemimpin berkarakter seharusnya terpanggil untuk pembangunan ekonomi yang bekeadilan sosial yang memperbaiki dan meratakan kemakmuran kepada rakyat. Contoh teladan dari pimpinan yang berkarakter, cerdas, cakap, efektif juga bersosok asketis sebenarnya diperlukan pada saat kini dan masa mendatang. Teladannya dapat diibaratkan dapat menggerakkan menggunungnya persoalan kemasyarakatan dewasa ini. Orang-orang berkarakter, memiliki kecerdasan dan kecakapan dalam bidangnya yang bekerja sama, menggerakkan roda pemerintahan sehingga tidak sekedar omong dan rapat saja, tetapi “get things done” terlaksana. Di samping itu pemimpin berkarater harus mau mengontrol dan mau melakukan check and recheck. Menggerakkan bahkan turun ke lapangan secara langsung dan tidak langsung. Dengan demikian ia mampu meletakkan skala prioritas dalam pembangunan sehingga ekonomi Indonesia tumbuh untuk terbebas dari krisis ekonomi, perhatian harus beralih dari hanya mengandalkan perbaikan rasio-rasio ekonomi saja namun juga ke pembangunan institusi yang kredibel.(^)