BANDAR LAMPUNG : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menggelar uji kepatutan dan uji kelayakan atau fit and proper test untuk bakal calon kepala daerah baik gubernur dan wakil gubernur Lampung, Bupati dan Wakil Bupati Tanggamus serta Lampung Utara. Calon tersebut akan bertempur dalam Pilkada 26 Juni 2018 mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Tim Penjaringan Balonkada DPD PDI Perjuangan Lampung, Yanuar Irawan. Ia mengatakan untuk balonkada Lampung Utara akan dimulai pada Sabtu (5/8/2017) dan dua hari berikutnya balonkada Tanggamus di DPP PDI Perjuangan.
"Iya sebagai rangkaian mekanisme penjaringan yang dibuka. Lampura rencannya Sabtu ini di DPP dan Tanggamus dua hari berikutnya," kata Yanuar, Jumat (4/8/2017).
Ia juga mengatakan fit and proper test tersebut oleh DPP PDI Perjuangan Lampung dilakukan setelah DPD PDI Perjuangan Lampung menggelar seleksi berkas, pendalaman visi-misi dan berkas semua calon tersebut diserahkan kepada DPP.
"Sedangkan untuk balonkada gubernur dan balonkada wakil gubernur Lampung infonya akan digelar Rabu (9/8/2017). Namun hal ini belum fix karena masih menunggu putusan dan jadwal pasti dari DPP," kata anggota DPRD Provinsi Lampung ini.
Sebelumnya Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung, Bambang DH mengatakan PDI Perjuangan tak harus mengusung kader. Ia mengatakan bahwa partainya terbuka untuk semua masyarakat untuk menjadi calon.
PDI Perjuangan membuka ruang seluasnya kepada seluruh masyarakat. Masih sangat ada kemungkinan mengusung kader atau mengusung non kader," katanya.
Kemudian mengenai pemilihan gubernur Lampung, ia mengatakan DPP PDIP Perjuangan mengeluarkan rekomendasi berdasarkan hasil survei untuk dijadikan patokan dan analisis kekuatan calon di masyarakat. Sampai saat ini survei di masyarakat masih berjalan. Ia mengatakan PDI Perjuangan tidak harus kader, namun tetap mengupayakan kader bisa ikut maju.
"Untuk lembaga suvei sudah kita tekankan bahwa jangan sampai lembaga survei itu bekerja karena pesanan dan memenangkan calon yang membayarnya. Karena dari survei itu bisa mengeluarkan data yang salah dan sesat maka calon bisa kalah nanti," katanya.(SINGGIH/RILIS)