BANDARLAMPUNG (Andpost) - DPD Benteng Independen Nusantara (BIN) berpendapat dunia pendidikan sangat membutuhkan sosok pemimpin daerah yang memberikan dan menciptakan jalan keluar bagi problematika pendidikan.
Sosok Dr.H.Andi Surya sebagai tokoh pendidikan dan Ketua Yayasan Mitra Lampung diyakini mampu membawa Lampung lepas dari keterpurukan mutu pendidikan
Peliknya masalah pendidikan, menjadi tanggung jawab banyak pihak, termasuk pemerintah, pendidik, dan orang tua. Bila jaminan terselenggaranya wajib belajar gratis sudah dijamin Undang-undang, ada ceruk lain yang harus diisi.
Hal itu dikatakan Sekretaris DPD BIN Lampung, Singgih Atmojo didampingi kader militan BIN, Andika Christian saat coffe afternon di Kantor BIN Lampung Jalan Gotong Royong Bandarlampung, Rabu 7 Agustus 2019
Menurut Singgih Atmojo, UU Sisdiknas menegaskan bahwa anak berusia 7 hingga 15 tahun wajib mengenyam pendidikan dasar. Melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar, anak seharusnya belajar selama 12 tahun.
"UU Pemerintah Daerah pun mendaulat pemerintah kabupaten/kota mengelola SD hingga SMP, sementara pemerintah provinsi mengelola SMA dan SMK. Komitmen kepala daerah tak pelak menjadi hal penting untuk memajukan kualitas pendidikan,"katanya
Saat ini di Provinsi Lampung, terdapat terdapat siswa putus sekolah sebanyak 1.751 siswa SD, 1.812 siswa SMP, 1.132 siswa SMA, dan 1.829 siswa SMK. Terdapat siswa mengulang dengan rincian : 9.787 siswa SD, 533 siswa SMP, 129 siswa SMA, dan 82 siswa SMK.
Sementara. Persentase APK SM naik 5,4% dari 77,8% menjadi 83,2% dan APM SM naik 2,7% dari 59,2% menjadi 61,9%. Sedangkan untuk APK SD/sederajat turun 0,9% dari 106,2% menjadi 105,3%, APM SD/sederajat turun 0,7% dari 92,6% menjadi 91,9%.
Untuk APK SMP/sederajat naik 0,4% dari 100,0% menjadi 100,4%, APM SMP/sederajat turun 0,2% dari 74,7% menjadi 74,9%. Tentang guru, persentase kualifikasi guru jenjang PAUD yang belum D4/S1 sebanyak 44,3%, SD 16,9%, SMP 11,4%, SMA 4,2%, SMK 10%, dan SLB 25%.
Arah dan tujuan pendidikan nasional di Provinsi Lampung wajib disinergikan dengan bentang geografis yang unik, mulai dari laut, gunung, bukit, lembah, yang terbagi dalam 15 kabupaten/kota.
“Sebentar lagi, 8 kabupaten/kota gelar pilkada, Kita membutuhkan kepala daerah yang menciptakan solusi-solusi strategis dan teknis yang dapat disegerakan untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di Tanoh Lado yang kita cintai ini;
Mengapa kita butuh Kepala daerah seperti sosok Andi Surya, sebab dia mampu menjawab dan memberikan solusi teknis permasalahan pendidikan.
Program bea siswa Universitas Mitra Lampung (Umitra) telah berjalan selama 16 tahun, dikhususkan untuk masyarakat Lampung dan sudah meluluskan ribuan sumber daya yang andal,”ujar Sekretaris DPD BIN Lampung, Singgih Atmojo didampingi kader militan BIN, Andika Christian saat coffe afternon di Kantor BIN Lampung
Lanjut dia, tren pendidikan di Provinsi Lampung dari NPD tahun 2017 hingga 2018: IPM, Harapan Lama Sekolah, dan Rerata Lama Sekolah di Provinsi Lampung dimana pada tahun 2018 relatif meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 yaitu IPM = 68,25 (masih di bawah IPM nasional), HLS = 12,46 dan RLS = 7,79.
Untuk capaian nilai Ujian Nasional (UN) Rerata nilai UN Provinsi Lampung tahun 2018 relatif menurun untuk semua jenjang satuan pendidikan formal dibandingkan dengan tahun 2017 dan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Begitu pula nilai UN untuk pendidikan nonformal (Paket B dan Paket C IPS), masih di bawah rata-rata nasional. Kemudian kondisi ruang kelas yang baik di Provinsi Lampung tahun 2018 relatif meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk data akreditasi sekolah, sekolah yang belum terakreditasi di Provinsi Lampung tahun 2018 relatif menurun dibandingkan dengan tahun 2017 di semua jenjang dengan rincian SD 11,7%, SMP 16,2%, SMA 11,1%, dan SMK 38,0%.
Terkait dengan siswa, pada tahun 2018 terdapat siswa putus sekolah di Provinsi Lampung dengan rincian sebagai berikut : 1.751 siswa SD, 1.812 siswa SMP, 1.132 siswa SMA, dan 1.829 siswa SMK. Terdapat siswa mengulang dengan rincian : 9.787 siswa SD, 533 siswa SMP, 129 siswa SMA, dan 82 siswa SMK.
Persentase APK SM naik 5,4% dari 77,8% menjadi 83,2% dan APM SM naik 2,7% dari 59,2% menjadi 61,9%. Sedangkan untuk APK SD/sederajat turun 0,9% dari 106,2% menjadi 105,3%, APM SD/sederajat turun 0,7% dari 92,6% menjadi 91,9%.
Untuk APK SMP/sederajat naik 0,4% dari 100,0% menjadi 100,4%, APM SMP/sederajat turun 0,2% dari 74,7% menjadi 74,9%. Tentang guru, persentase kualifikasi guru jenjang PAUD yang belum D4/S1 sebanyak 44,3%, SD 16,9%, SMP 11,4%, SMA 4,2%, SMK 10%, dan SLB 25%.