Bandar Lampung (ANDPOST)- Untuk mendukung program Gubernur Lampung terkait perkembangan pariwisata di pulau-pulau, Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun ini akan memasang kabel listrik bawah laut di Pulau Pahawang.
Menurut General Manager PLN Lampung, Pandapotan Manurung, perencanaan proyek Induk Pembangkit dan Jaringan itu akan dimulai pada 17 Agustus 2019, sepanjang 2,7 kilometer.
"Mendukung program Gubernur Lampung Arinal, rencana PLN memasang di pulau jaraknya yang tidak terlalu jauh dari daratan. Saat ini sudah terpasang kabel laut di Pulau Pisang sekitar 2,5 kilometer. Tahun ini, yang ke arah Pahawang itu 2,7 kilometer," kata dia, Kamis, 4 Juli 2019.
Pandapotan menjelaskan, tujuannya untuk men-suplai pasokan listrik 24 jam nonstop. Selain untuk kebutuhan wisata, juga bisa menggaet investor datang ke Lampung .
"Supaya listriknya bisa 24 jam, Kita harap bisa mendukung pak Arinal untuk membangun pariwisata di Lampung. Sebab, untuk diketahui bahwa Pahawang sudah mendunia termasuk Krui, ada Festival Surfing," jelasnya.
Berbeda dengan kepulauan di provinsi lain, pemasangan kabel laut di Lampung sangat ekstra hati-hati. kelautan di Lampung, salah satunya Pahawang, memiliki destinasi wisata bawah laut terumbu karang.
"Tergantung pada letak geografis, biasanya hanya dikubur. Tapi uniknya di Lampung kabel tidak dikubur karena kita tidak mau merusak terumbu karang, sehingga nanti diletakkan dan ditutup saja. Kemudian diberi tanda peringatan terdapat kabel bawah laut terkubur di bawahnya," urai Pandapotan.
Khusus untuk wilayah pelosok, lanjut dia, PLN mengutamakan pemasangan termis dengan metode prabayar (token). Namun tidak menutup permintaan jika warga mengingkan pembayaran listrik pascabayar.
"Kalau voucher bisa beli token pakai mobile banking, tapi jika dia mau pascabayar bisa membayar dengan loket pembayaran terdekat," terang Pandapotan.
Dia meminta agar bupati, camat dan lurah di wilayah tersebut proaktif dan mendukung adanya program penerangan ini, dcengan membantu memberi pengarahan kepada masyarakat di desa maupun di pulau-pulau.
"Kami pastikan penerangan 100 persen tahun depan, saat ini tersisa 22 desa yang belum dilakukan kemajuan listrik, karena itu harus ada izin yang harus kita selesaikankan. Izin itu ada peraturan. Kalau sudah dapat izin kita buat jalan," ujar Pandapotan.