BANDARLAMPUNG (Andpost) - Provinsi Lampung menjadi tuan rumah Jambore Nasional Diabetes pada 2018, sebagai momentum meningkatkan sinergitas dalam menurunkan dan mengendalikan angka penyakit tersebut dengan menerapkan pola hidup sehat.
"Penyakit tidak menular menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan, yaitu stroke, kecelakaan, jantung, kanker, termasuk diabetes melitus," kata Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Provinsi Lampung, Hery Suliyanto, di Bandarlampung, Sabtu.
Dia mengatakan sejak 2010 permasalahan lainnya adalah terjadi transisi masalah gizi, yaitu bukan hanya gizi kurang/buruk, balita pendek (stunting) atau kurus saja, tetapi menjadi masalah juga adalah gizi Iebih, kegemukan, obesitas, baik pada anak-anak, remaja, maupun dewasa.
Hal tersebut, akan berdampak pada peningkatan faktor resiko penyakit tidak menular tersebut pada masa dewasa.
Kondisi tersebut, akan memberikan dampak pada produktivitas kerja dan beban ekonomi. Lalu, Biaya pelayanan penyakit tersebut menjadi meningkat dan menjadi beban pembiayaan kesehatan bagi pemerintah dan keluarga.
"Pada akhirnya kondisi ini jika tidak segera diantisipasi akan menjadi bom waktu yang akan menjadi masalah kesehatan yang cukup besar," katanya.
Hery menilai target 3,4 dari target Sustainable Development Goals (SDGs), bahwa pada 2030 diharapkan dapat menurunkan sepertiga kematian dini karena penyakit tidak menular.
Strategi yang menjadi prioritas, difokuskan pada empat penyakit utama, yaitu kardiovaskuler, kanker, diabetes, paru kronis.
Begitu pula, fokus pada empat faktor risiko bersama yang dapat mencegah, yaitu kurang aktivitas fisik, diet tidak seimbang, merokok/terpapar asap rokok, dan konsumsi alkohol.
Secara operasionalnya sendiri, dapat melalui pelaksanaan deteksi dini faktor risiko dalam wadah Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu).
Hasil dari pengukuran faktor risiko penyakit tidak menular di Posbindu tersebut akan didapatkan individu yang sehat, individu dengan risiko, dan individu yang harus dirujuk.
Hery menegaskan pencegahan dan pengendalian diabetes melitus dan penyakit Iainnya memerlukan kerja sama dan sinergisitas dengan semua komponen.
"Melalui Jambore Nasional Diabetes ini, marilah kita bersinergi untuk mewujudkan tujuan yang mulia dalam penanganan diabetes melitus agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut," ujarnya.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia), Prof. Dr. dr. Agung Pranoto mengatakan,organisasi ini dibentuk sebagai wadah para pemangku kepentingan yang terdiri atas pemerintah, BPJS, serta dokter, dan para pasien diabetes untuk bersama-sama melakukan pelayanan terhadap penyakit tersebut.(*)
"Kenapa kami berkumpul dalam Persadia, karena penyakit diabetes ini adalah bukan tugas dari pelayan kesehatan dan stakeholder saja, tetapi juga pasien untuk bisa mengupgrade tentang diabetes ini, dengan melalui edukasi dan mampu meningkatkan kualitas di seluruh lini," katanya.
Agung berharap dilaksanakan Jambore Diabetes Nasional 2018 dapat meningkatkan pengetahuan, baik pasien, dokter, dan juga indikatornya yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu.
0 Post a Comment/Comments:
Posting Komentar