BANDARLAMPUNG : Seluruh guru dan tenaga kependidikan jenjang SMA/SMK se-Provinsi Lampung akan diberikan seragam gratis oleh Pemprov Lampung. Jumlah penerima seragam batik ini mencapai 26.000 orang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung, Sulpakar mengatakan, pengadaan seragam ini sudah diusulkan ke Gubernur Lampung dan sudah disetujui.
“Nanti seluruh guru PNS maupun honor dan juga pegawai sekolah akan mendapat seragam. Selama ini setiap ada kegiatan ke luar kota, guru dari Lampung sering minder karena seragam nggak ada yang sama, karena buatnya sendiri-sendiri. Nah, ini nanti kita buatkan seragam batik,” ujar Sulpakar, di lingkungan Pemprov Lampung, belum lama ini.
Ia menyebut anggaran untuk seragam ini sudah disiapkan oleh Pemprov, nantinya tinggal dibuatkan kepada semua guru maupun pegawai yang sudah terdaftar. Tak hanya itu, setelah dikelola oleh Pemerintah Provinsi, setiap perjalanan dinas luar kepala sekolah juga akan disiapkan dana Rp1 juta oleh Disdik.
“Nggak ada istilah nggak duit, anggarannya sudah ada. Untuk kegiatan rapat di luar daerah juga kita siapkan dananya. Tapi baru untuk Kepsek saja, untuk guru-guru belum bisa,” imbuhnya.
Sementara Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo membenarkan sudah menyiapkan anggaran untuk pembuatan seragam guru dan tenaga kependidikan jenjang SMA/SMK. Namun belum disebutkan berapa nominal pengadaan seragam tersebut.
“Jumlahnya untuk 26.000 guru SMA/SMK, ini lumayan banyak jadi kita minta Disdik untuk menyiapkan,” ujar Gubernur.
Ia mengatakan, pengelolaan SMA/SMK oleh Pemprov Lampung memang belum genap setahun. Tetapi dipastikan segala kebutuhan untuk pendidikan jenjang SMA/SMK akan menjadi prioritas pemprov.
“Segala penganggaran pendidikan menjadi sektor yang kita prioritaskan. Tidak ada hambatan sama sekali, sepanjang semua beres harus segera diluncurkan. Anggaran sudah disiapkan,” tegasnya.
Kepada para guru, Ridho meminta untuk tidak hanya fokus mengajar siswa di bidang akademik, tetapi juga melihat potensi siswa pada bidang non akademik dan mendorong siswa untuk maju pada setiap bakat yang dimiliki. Hal ini, kata dia, sering terlewati oleh para guru.
“Ketika guru melihat potensi siswa, maka harus didorong. Meski di lingkungan akademik, saya berharap potensi-potensi itu juga dibuka, yang penting dijaga jangan sampai nilai siwa merah, tinggal kelas atau nggak lulus,” tutupnya.(singgih/rilis)